Kamis, Maret 03, 2011

Kerupuk Melarat / mares

Popularitas kerupuk yang digoreng dengan pasir ini sangat luar biasa, Bahkan kerupuk ini boleh dibilang lebih merakyat karena mudah dijumpai diwarung kecil, toko makanan, hingga pasar swalayan dengan harga sangat murah. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap kerupuk ini pun cukup tinggi, karena dari satu pabrik saja bisa dihasilkan 30 ton kerupuk per bulan dan semuanya habis dibeli sebagai oleh-oleh khas Cirebon maupun dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Bahkan grosir dan pedagang besar tidak bisa langsung membeli kerupuk mentah dari pabrik, tetapi harus antre pesan beberapa hari sebelumnya.

Kerupuk melarat dibuat sederhana dari adonan tapioca campur garam yang dikukus, dipotong kemudian dijemur. Sebagian orang menyebutnya dengan kerupuk mares atau singkatan dari lemah (tanah) ngeres, karena digoreng menggunakan pasir. Penggunaan pasir ini memang disengaja agar kerupuk terasa gurih, bisa tahan lama hingga dua minggu dan tidak layu dan melempem. Kerupuk lain yang digoreng menggunakan minyak sawit maksimal hanya tahan seminggu.

Selain itu penggunaan pasir juga bisa menekan harga jual, sehingga kerupuk melarat hanya dijual sekitar Rp 2.500 per kilogram, atau jauh lebih rendah dibandingkan kerupuk udang yang harganya sekitar Rp 12.000 per kilogram mentah. Karena itulah disaat industri kerupuk udang banyak yang gulung tikar karena kesulitan bahan baku dan mahalnya minyak goring, industri kerupuk melarat justru berkembang pesat. “Hampir semua pabrik kerupuk melarat mengalami peningkatan pesanan,” kata sang penjualnya

Kerupuk yang digoreng tanpa minyak ini dijual biasanya dikemas dengan kemasan ukuran kantong plastik kecil, kira-kira 1 ons, hingga ukuran kantong sebesar karung kecil. Untuk ukuran plastik kecil biasanya dijajakan di warung-warung. Sedangkan ukuran besar, biasa dipajang pedagang (kios, agen) atau pedagang khusus makanan oleh-oleh.

Kerupuk melarat / mares yang berasal dari kata lemah ngeres (lemah = tanah, ngeres = berkerikil sebesar pasir). Pemindahan nama ini tidak lain mengangkat martabat jenis makanan ini, karena kata melarat identik dengan kehinaan. Melarat adalah kata lain dari miskin. Sementara itu Tanjung, Brebes, Jawa Tengah, kerupuk ini dikenal dengan nama kerupuk diesel. Konon dinamakan diesel karena pembuatannya digoreng dengan menggunakan pasir sembari di esel-esel.

Selain dinamakan kerupuk saja, kerupuk melarat juga tidak jarang dimakan dengan sambel, baik sambel kacang maupun samble asem. Di samping itu tidak jarang kerupuk ini digunakan sebagai pelengkap pecel, dengan sambel kacang atau sambel asem atau keduanya.

Gimana??? mau mencoba memproduksi kerupuk melarat ini di daerah anda.
sangat mudah koq pembuatannya dan tetangga anda saya  jamin tidak akan  ngganggur lagi karena secara otomatis peluang usaha ini akan membuat satu kesibukan yang menghasilkan uang buat kita semua hehehehe

Selamat mencoba ya..? 
kudoakan  semoga sukses dengan kerupuk melaratnya
jangan lupa kirimi aku krupuknya  :))

6 komentar:

Anonim mengatakan...

enak krupuk ini mas

Unknown mengatakan...

minta resep doang saudaraku diluar negri lagi hamil kepengen krupuk ini

Unknown mengatakan...

minta resep doang saudaraku diluar negri lagi hamil kepengen krupuk ini

Unknown mengatakan...

Wah hebat wong setu blok kaliandul khusus nya krupuknya tmbah maju krupuk benhur and bala2 dulu dinamakan krupuk ini, yg msh beropersi pabriknya saat ini mkn sdkt dikampungku h.poni, mas amid,h karya,ibu not ,ibu wida,pak ambari, smp skrg msh mrmproduksi krupuk yg 1 ini

Ari mengatakan...

monggo kunjungi juga http://kulinercirebonjeh.blogspot.com/2014/12/kerupuk-melarat.html mksh

Anonim mengatakan...

Insya Allah Aku mau mencoba usaha produksi kerupuk melarat ini dalam produksi sedikit dulu, mudah mudahan menjadi besar.. Harus kita pertahankan makanan khas ini, biar tidak termakan waktu

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More